Hai, gue mau galau-galau ria disini dulu ya hahahah. Langsung to the point saja. Jadi gini, gue itu orang yang suka berpikir dalam-dalam. Ga pernah-pernahnya gue ngeblank, bahkan dalam waktu sedetik. Dan kebanyakan yang gue pikirkan itu topik yang dalam, seperti sistem yang berlaku di dunia, kenapa ini harus begini, kenapa harus begitu, dsb. Gue sendiri ga ngerti kenapa gue cenderung memikirkan topik-topik seperti itu, mungkin emang pikiran gue diciptakan untuk itu. Kadang dalam waktu bersamaan, topik yang gue pikirkan bisa lebih dari satu sekaligus, dan ini membuat otak gue capek. Kadang gue pengen mikirin yang ringan-ringan aja, atau ga mikir sama sekali, tapi rasanya susah sekali. Dan gue pengen menyalurkan isi-isi pikiran yang sepertinya sudah terlalu penuh ini tapi gatau sama siapa. Ya gue udah ngobrol tentang apa-apa yang gue pikirkan sama seseorang, tapi entah kenapa rasanya masih belom cukup. Gue pengen ngobrol sama orang banyak yang bijak dan yang dewasa, yang punya waktu untuk mendengarkan. Tapi susah nemuin orang seperti itu. Dan kadang, kalo dapet orang buat dijadiin temen curhat sekalipun, gue gatau ngomongnya mesti gimana. Dan akhirnya, pikiran-pikiran ini menumpuk dan gue jadi kewelahan sendiri.
Satu hal lagi, gue jadi merasa kurang sreg sama orang-orang tanpa alasan apapun. Gue merasa ada yang kurang di kehidupan. Gue udah 16 tahun tinggal disini dan merasa kurang puas tanpa alasan yang jelas, padahal gue udah punya segalanya. Keluarga, punya. Teman, punya. Hidup yang sehat, punya. Gue ga perlu berjuang untuk makan ataupun beli baju. Apa coba yang kurang?
Belakangan gue juga sering ngerasa getir. Melihat orang-orang yang kurang beruntung, yang berkeliaran di bawah teriknya matahari, juga berita-berita mengenai perang dan penyiksaan, membuat gue beranggapan bahwa hidup di bumi itu melelahkan, padahal semestinya ga melelahkan seperti itu. Kadang nggak enak juga menjadi orang yang terlalu berempati, hal kecil yang disandang orang lain bisa gue pikirkan dalam jangka waktu yang panjang.
Dan setelah gue pikirkan lagi tadi, mungkin rasa 'kurang sreg' dan 'kehilangan gairah hidup' ini terbentuk dari pengalaman hidup di bumi, pengalaman menjalani sistem-sistemnya. Gue sangat mendambakan kehidupan yang damai, tanpa sistem 'kasta' dan tanpa kebrutalan, dan gue percaya semua orang juga mendambakan hal itu. Kapan dunia bisa seperti itu? entahlah. Saat ini, manusia masih beranggapan bahwa apa-apa yang tersedia di dunia itu terbatas, bahkan kebahagiaan itu terbatas. Maka dari itu, mereka melakukan apa saja untuk mendapatkan segala sesuatu yang tersedia di bumi untuk kelangsungan hidup, bahkan dengan cara yang brutal sekalipun. Padahal Tuhan itu Maha Adil, tentu saja yang disediakan Dia itu cukup untuk semua orang, selama manusia rela saling berbagi. (nah, ini salah satu hasil pemikiran gue yang dalam itu)
Ah, gue masih pengen basa-basi disini, tapi gue gatau nyusun kalimatnya gimana.
Oh iya, gue ingin memberikan hadiah untuk kalian semua yang berupa suatu kalimat. Simple, tapi jika didalami maknanya bersama-sama, kalimat ini bisa mengubah segala sesuatu yang berlaku di dunia.
God is in you and God is in me. Namaste!
No comments:
Post a Comment