Friday, July 20, 2012

HAL KESOMBONGAN


Apa itu hidup? Mengapa hidup harus dijalankan oleh begitu banyak individu, yang menyatu dalam satu alam? Mengapa masing-masing individu harus saling berbagi dunia, tempat dimana hidup itu sendiri berjalan?

            Hidup itu adalah bagian dari pembelajaran, dimana masing-masing pihak yang terlibat harus bersama-sama mencari cara untuk menjalankan hidup yang adil dan setara. Apa yang dimaksud dengan adil dan setara? Kasih dan damai yang terbagi rata oleh semua makhluk hidup; saling memberi, saling menerima.

            Dalam hal ini, adalah penting bagi masing-masing individu untuk memiliki kelebihan masing-masing agar bisa saling memenuhi. Tentu saja kelebihan itu merupakan suatu berkat, dan sesuatu baru bisa dikatakan sebagai berkat bila bisa dibagi dan digunakan untuk orang lain. Mengapa orang lain itu perlu? Karena berkat merekalah kita hidup, dan karena hidup itu berkat maka secara alamiah ia akan berfungsi bila dibagikan.

            Kelebihan merupakan suatu berkat yang dimiliki semua individu di alam semesta, sadar atau tidak sadar. Maka dari itu kelebihan bukanlah sesuatu yang istimewa dan patut dijadikan suatu tonjolan. Kelebihan adalah alat penyempurna hidup yang kita dapatkan dari Sang Pencipta. Ingatlah bahwa ini berarti kelebihan bukan sesuatu yang sepenuhnya dimiliki kita sebagai subjek kehidupan, dan suatu kelebihan adalah milik bersama.

            Sebagai subjek kehidupan, sekali lagi kita hidup untuk saling melengkapi dan saling membutuhkan. Untuk menjalankan pernyataan ini, maka kita harus menyetarakan diri dengan subjek kehidupan yang lainnya. Tidak, bukan berarti kita harus menyatakan diri tidak sempurna, sebab itu merupakan suatu kesalahan. Semuanya itu sempurna, maka tak perlulah kita beritahu semua orang bahwa kita itu sempurna. Sesungguhnya mereka sudah tahu. Kalaupun mereka tidak tahu, mereka akan tahu.

            Apa yang terjadi jika kita memposisikan diri di kasta yang tertinggi? Hidup dan kelebihan kita akan menjadi sia-sia. Bukan berarti kita tak bisa menjalankan kelebihan yang kita miliki. Masih bisa dan masih mungkin, tapi ia tak akan banyak membuahkan berkat baru layaknya jika ditanamkan di tanah yang kita bagi dengan orang lain.

            Itulah mengapa orang Buddha sering mengatakan “orang bijak tak banyak berbicara dan berkomentar”, sebab orang yang bijak tahu bahwa hal yang terpenting dari hidup adalah aksi, bukannya omongan. Tak banyak yang bisa kita peroleh dari omongan belaka, sebab hidup itu berjalan, hidup membutuhkan tindakan. Jujur memang perlu, tapi ketika menyampaikan kejujuran, berikan informasi sekucupnya saja. Kalimat-kalimat yang berbubuhkan hiperbola bisa menyinggung pihak lain, dan yang ada kita tidak menjalankan hidup yang penuh kasih atas sesama.

            Dengan menjalankan hidup bersama individu-individu yang lain, kita pun patut menghargai keberadaan mereka dengan menunjukkan kasih sayang dan saling menghormati. Saling menghormati berarti mementingkan keberadaan orang lain layaknya orang lain mementingkan keberadaan kita. Begitulah hukum harmonis yang harusnya dijalani siapapun yang terlibat dalam hidup. Apabila yang berlaku adalah sebaliknya, maka hidup akan menjadi stagnan, dan berkat akan menjadi basi. 


No comments:

Post a Comment