Sejak menginjak usia yang sudah dianggap dewasa, saya sering mendengar pesan-pesan moral dari mereka yang lebih tua. Beberapa dari pesan itu memang membangkitkan gairah hidup saya kembali dan menginspirasi saya untuk menjadi orang yang lebih baik, namun tidak jarang saya mendengar pesan dari orang yang mindsetnya masih tertinggal zaman.
Kerapkali saya dipesankan untuk mencari pasangan hidup yang agamanya sama, dan kalau bisa, berasal dari keluarga yang kaya raya.
Beberapa orang menyiratkan reaksi negatif ketika mereka tahu bahwa saya tidak suka bayi dan anak kecil, karena "suatu saat nanti saya akan memiliki anak sendiri."
Saya pernah diberitahu agar "tidak usah menyusahkan diri dengan menempuh jenjang pendidikan lebih tinggi; hidup lebih mudah bila kamu menikah dengan seseorang yang kaya."
Di sisi lain, saya pernah diminta untuk kembali ke Indonesia dan membuat perubahan jika saya sudah menjadi "orang" di luar sana.
1. Dalam mencari pasangan hidup, saya tidak mementingkan kekayaan maupun kepercayaan seseorang. Saya ingin mendampingi dan didampingi oleh seseorang yang mau berjuang bersama dengan saya. Apabila kelak nanti saya akan menikah, saya ingin menikah dengan seseorang yang bisa diajak bertukar pikiran dan menanggung beban, tanggung jawab, dan kebahagiaan bersama. Itu yang paling penting. Urusan kepercayaan adalah hal yang sifatnya pribadi, selama bisa saling menerima point of view terhadap spirituality.
2. Saya punya hak atas rahim saya sendiri dan sejak dulu hingga sekarang saya tidak pernah memiliki keinginan untuk memiliki anak kelak nanti. Saya punya life goals lain yang ingin saya wujudkan, and my happiness comes first. Saya tidak ingin melahirkan anak semata-mata karena tuntutan lingkungan.
3. Mungkin at some point in my life saya punya keinginan untuk menikah, tapi menikah bukan tujuan hidup utama saya. Saya hidup untuk belajar dan menjadi seseorang yang berguna bagi orang lain, meskipun hanya terhadap segelintir orang saja. Saya tidak butuh kekayaan karena saya selalu berusaha untuk mengajak diri sendiri agar tidak menjadi seseorang yang materialistik. My true happiness comes from helping others. Mungkin membeli barang-barang brand atau rumah mewah akan membawa kepuasan dan kesenangan tersendiri, tapi bagi saya itu sifatnya tidak permanen, dan ujung2nya saya tidak akan pernah puas dengan apa yang saya miliki sekarang.
4. Percuma kembali ke Indonesia jika gagasanmu tidak didengar dan kamu tidak memperoleh apa yang layak kamu peroleh setelah bekerja keras selama bertahun-tahun. Again, my true happiness comes first, dan sejujurnya di sini saya tidak bahagia. Saya tidak mau membebani diri saya sendiri hanya karena saya dituntut untuk tinggal dan bekerja di tempat yang tidak saya senangi.
No comments:
Post a Comment