Kala itu rumah hanya dikenalnya sebagai bangunan kotak, saksi bisu
Kamar sebagai penyimpan lembaran rahasianya, tak lebih dari itu
Ingin ia mengubur halaman demi halaman, bersama dengan dirinya
Semua hanya ilusi, yang dapat dirasakan oleh kelima inderanya
Tetapi di balik semua itu, kosong.
Coba lihat dinding di sekitarnya
Aku menemukan serangkaian kata berbahasa aneh
Mungkin ia tidak ingin orang lain mengerti,
Atau ia tidak ingin dimengerti orang lain.
Dan di situ ia mengurungkan diri, merenung
Si gadis kini sudah tumbuh dewasa,
tapi bayangan itu menolak untuk tubuh besar bersamanya.
Seseorang, berikanlah ia sebatang lilin atau sebuah lentera!
Sebab tiap tahunnya, bayangan itu akan menyeruak dinding-dinding
Dan tiba pada pintu hati si gadis untuk mengiba,
meminta untuk diperhatikan kembali.
No comments:
Post a Comment